taree
hari gini masih jomblo.....

hmm kata2 itu yang sering saya denger ketika ngumpul2.
minder karena jomblo
malu karena malem minggu selalu di rumah nggak ada yang ngapelin
selalu tersisih ketika temen lagi cerita tentang cewek or cowok nya masing masing....


mungkin itu salah satu yang sobat rasakan sekarang.... atau

lagi nangis2 seharian di kamar karna putus cinta
makan terus karena frustasi di putusin pacar
- ngerasa nggak bisa hidup tanpa dia
or apalah campur aduk jadi satu kali ye...

hmm... sampe bingung kenapa ya orang koq sampe meng-agung agungkan pacaran?
sebenarnya apa seh definisi pacaran....
dan kenapa sindrom nya sampai mengenai anak2 sampai orang dewasa?
dan apa seh keuntungan dari pacaran....
kira2 islam ngajarin kita buat pacaran nggak ya???????
CaRi jawabannya yuk....

di pandang dari berbagai aspek ( cie... sok nie hihihihi )
yang pertama sebagai perempuan sebenernya klo kita pacaran kita lebih banyak ruginya ( nggak percaya kan ) nie diantaranye ya mpok....
1. ketika pacaran kita pasti akan lebih sering meninggal kan rumah sekedar buat jjs ma pacar, secara tidak langsung kita dah buang2 waktu untuk mempelajari kodrat sebagai perempuan ya to. lebih enak di rumah belajar masak, belajar rapi2 rumah dll.

2. sobat selama anda pacaran yang namanya pegangan tangan, cipika cipiki itu pasti hal yang biasa to?. padahal sebagai cewek kita kan rugi, karna seharusnya semua itu kan buat suami kita ( nantinya.. )

3. belum lagi klo sering gonta ganti pacar ( and aktifitas nomor 2 tetep dilakuin ) klo dah gitu ( maaf ) apa bedanya kita dengan perempuan jalan? di cicipi sana sini dan klo nggak cocok di tinggal, iya kan?
Lalu apa yang bisa kita persembah kan untuk suami kita kelak???

4. dan masih banyak lagi kerugian 2 lain..

Nah klo di pandang dari Aspek agama ( islam ) Ternyata PacaRan itu tidak pernah ada.
Dan haRam apabila tetap di lakukan.

karena ya itu tadi klo pacaran aktifitas seperti berdua-duaan, pegangan tangan, kiss dll itu mustahil tidak dilakukan, dan itu haram untuk di lakukan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan
seorang wanita, melainkan si wanita itu bersama mahramnya" [Hadits
Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari 1862 dan Muslim 4/104 atau 1341 dan
lafadz ini dari riwayat Muslim dari shahabat Ibnu Abbas
Radhiyallahu 'anhuma]

" Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita
kecuali pihak ketiganya adalah setan"
Hadist riwayat tumudzi, 3/474 misyakatul mashabih ,
3188

Ath-Thabarani meriwayatkan, Nabi saw. bersabda yang artinya, “Awaslah kamu dari bersendirian dengan wanita, demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, tiada seorang lelaki yang bersendirian (bersembunyian) dengan wanita malainkan dimasuki oleh setan antara keduanya. Dan, seorang yang berdesakkan dengan babi yang berlumuran lumpur yang basi lebih baik daripada bersentuhan bahu dengan bahu wanita yang tidak halal baginya.”

Ath-Thabarani dan Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman yang artinya, ‘Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku, maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manisnya dalam hatinya.”

Cinta yang dibungkus dengan pacaran,
pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka
bukan kasih sayang yang sesungguhnya,
bukan rasa cinta yang sebenarnya,
dan dia tidak akan mengalami ketenangan
karena dia berada dalam perbuatan dosa dan kungkungan nafsu,
adapun manisnya perbuatan dan indahnya perkataan dalam pacaran,
pada dasarnya hanyalah rayuan-rayuan belaka yang kosong dan hampa,
yang mengandalkan permainkan kata-kata, untuk itu..hati-hatilah...

Sobat... setelah kita tau apa hukum pacaran dalam islam adalah haram. masih kan kita bangga untuk melakukannya.
masih kah kita menutup mata untuk itu....
Dan masih kan kita berbangga atas dosa dosa yang telah kita lakukan....

CiNta YaNg SehaT
meNdidiKkan keceRdasan, KeMataNgan emoSi
keTenagan haTi dan keceRdasan beRfikir

CiNta yaNg sehat
mengajaRkan kesabaRan
menahan syahwat
daN teRbingkai daLam ikatan suci
Yang di Ridhoi Allah ( perikahan... )

( pasti ada yang komentar klo nggak pacaran trus cari jodoh nya gimana????
untuk seri yang itu akan segera menyusul koq hehehe )

Syukron.....
Label: edit post
3 Responses
  1. NIKAH

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Saudaraku...,
    Dari Surabaya aku berdoa, semoga Saudaraku tidak terpedaya oleh tipuan syaitan yang terkutuk. Dan semoga kelak mendapatkan seorang pemimpin (suami) yang sholeh, yang mencintai Saudaraku semata-mata hanya karena Allah, bukan hanya karena nafsu belaka. Amin...!

    Mungkin tulisanku berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama. Semoga beranfaat. (Maaf, jika kurang bekenan...!).

    Saudaraku…,
    Hendaklah saudara-saudara kita, baik laki-laki yang belum kawin atau wanita-wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat segera kawin. Karena hal ini sejalan dengan perintah-Nya sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat An Nuur berikut ini: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu”, (QS. An Nuur. 32).

    Hendaklah kepada saudara-saudara kita tersebut, kita himbau untuk meluruskan niat, memantapkan hati, tidak perlu merasa khawatir. Yakinkan, bahwa jika kita miskin, Allah akan memampukan kita dengan kurnia-Nya. Karena sesungguhnya Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui, sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surat An Nuur berikut ini (kelanjutan dari ayat di atas): “Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. An Nuur. 32).

    Sedangkan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu kawin, hendaklah mereka menjaga kesucian (diri)-nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Hal ini sejalan dengan penjelasan pada ayat berikutnya: “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)-nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya”. (QS. An Nuur. 33).

    Mengenai bagaimana caranya meminang, dapat mengikuti penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah berikut ini: “Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma`ruf. Dan janganlah kamu ber`azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis `iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun”. (QS. Al Baqarah. 235).

    Saudaraku…,
    Memang, boleh saja mengawini wanita yang disenangi: dua, tiga atau empat. Namun, sangat disarankan untuk mengawini seorang saja. Hal ini terutama jika kita takut tidak akan dapat berlaku adil (berat lho…, berlaku adil terhadap dua, tiga atau empat istri itu!!!). Hal ini sejalan dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat An Nisaa’ berikut ini: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja”, (QS. An Nisaa’. 3).

    Saudaraku…,
    Kepada saudara-saudara kita yang sudah sanggup untuk menunaikan kewajiban perkawinan, sebaiknya disarankan untuk segera kawin. Karena kawin itu dapat menundukkan penglihatan dan menjaga kemaluan dari yang haram. Namun jika ternyata mereka memang belum sanggup untuk menunaikannya, maka hendaklah berpuasa (menjaga diri dari zina) karena puasa itu sebagai pencegahnya. Hal ini sesuai dengan perintah Rasulullah sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini: Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah bersabda: “Hai para pemuda, siapa yang sanggup menunaikan kewajiban perkawinan, maka hendaklah kawin. Karena kawin itu dapat menundukkan penglihatan dan menjaga kemaluan dari yang haram. Dan siapa yang belum dapat, maka hendaklah berpuasa (menjaga diri dari zina) karena puasa itu sebagai pencegahnya”. (H. R. Bukhari, Muslim).

    Saudaraku…,
    Pada hadits yang lain, diperoleh keterangan bahwa: Abuhurairah r.a. berkata: Rasulullah bersabda: “Siapa yang suka pada syari’atku, maka hendaklah mengikuti sunnahku (perjalananku). Dan daripada sunnahku ialah kawin”. (H. R. Albaihaqi). Juga dijelaskan dalam hadits lainnya, bahwa: Anas r.a. berkata: Rasulullah bersabda: “Jika seseorang telah kawin, berarti ia telah mencukupi separuh dari agamanya. Maka hendaknya bertaqwa kepada Allah dalam menjaga sisanya yang separuh”. (H. R. Baihaqi).

    Saudaraku…,
    Jika saudara-saudara kita tersebut saat ini telah merasa nikmat (terhibur) dalam kesendiriannya, sebaiknya kita beri penjelasan, bahwa hal ini adalah salah besar. Masih ada kenikmatan (hiburan) lain yang jauh lebih dahsyat. Terutama jika kita merujuk pada hadits berikut ini: Ibn Umar r.a. berkata: Rasulullah bersabda: “Dunia ini semuanya sebagai hiburan, dan sebaik-baik hiburannya ialah wanita (istri) yang shalihah”. (H. R. Ahmad, Muslim). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.


  2. Assalamu’alaikum wr. wb.

    Saudaraku...,
    Terimakasih, telah berbagi pengalaman. Semoga niatan baik ini mendapat ridho dari-Nya. Amin...!

    Saudaraku...,
    Teruslah berbuat kebaikan, selagi kesempatan untuk itu masih ada. Mungkin tulisanku berikut ini dapat menjadi bahan renungan bersama. Semoga bermanfaat. Maaf, jika kurang berkenan...!

    +++++++++++++++++++++++++++++++++++

    BERBUAT BAIKLAH SELAGI ADA KESEMPATAN

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Saudaraku…,
    Bagi kita yang tinggal di Blitar ataupun di Surabaya dan belum pernah sekalipun ke luar negeri, mungkin kita akan menyangka bahwa Jepang itu adalah suatu negeri yang sangat jauh. Apalagi Inggris atau Perancis.

    Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya negeri Jepang, Inggris maupun Perancis, toh dengan mudah bisa kita tempuh dengan menggunakan pesawat terbang, bahkan hanya memakan waktu sekian jam perjalanan saja.

    Saudaraku…,
    Mungkin kita menyangka bahwa bulan itu adalah sangat jauh. Karena jauhnya, hingga dalam penglihatan mata kita, nampaklah bahwa bulan tersebut terlihat sangat kecil, bahkan nampak hanya sebesar piring saja. Padahal kita semua sama-sama mengetahui, bahwa pada kenyataan yang sebenarnya bulan tersebut adalah teramat besar, bahkan milyaran kali lebih besar dibandingkan dengan sebuah piring.

    Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya bulan, toh dengan mudah bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat ruang angkasa. Bahkan perjalanan tersebut hanya memakan waktu beberapa hari saja.

    Saudaraku…,
    Mungkin kita menyangka bahwa matahari itu adalah teramat jauh. Karena jauhnya, hingga dalam penglihatan mata kita, nampaklah bahwa matahari tersebut terlihat sangat kecil, bahkan nampak sama dengan bulan. Padahal kita semua sama-sama mengetahui, bahwa pada kenyataan yang sebenarnya matahari tersebut adalah teramat besar, bahkan ratusan ribu kali lebih besar dibandingkan dengan bumi kita, apalagi jika dibandingkan dengan bulan.

    Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya matahari, toh dengan mudah bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat ruang angkasa. Bahkan perjalanan tersebut mungkin hanya memakan waktu beberapa bulan saja.

    Saudaraku…,
    Mungkin kita menyangka bahwa bintang-bintanglah yang sungguh-sungguh teramat jauh. Karena jauhnya, hingga dalam penglihatan mata kita, nampaklah bahwa bintang-bintang tersebut terlihat sangat kecil, bahkan nampak seperti titik saja, jauh lebih kecil dibandingkan matahari. Padahal kita semua juga sama-sama mengetahui, bahwa pada kenyataan yang sebenarnya bintang-bintang tersebut adalah teramat besar, bahkan begitu banyak yang jauh lebih besar dari matahari.

    Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya bintang, toh dengan berjalannya waktu, suatu saat (entah kapan) ketika teknologi sudah memungkinkan – meski dengan menggunakan pesawat tak berawak – tetap saja pada akhirnya akan sampai juga ke sana. Artinya, secara logika perjalanan ke sana bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.

    Saudaraku…,
    Lalu apakah gerangan yang lebih jauh dari semuanya itu? Hingga karena teramat jauhnya, maka dengan teknologi secanggih apapun, secara logika kita tidak akan mungkin bisa ke sana? Sampai kapanpun?

    Saudaraku…,
    Ketahuilah, bahwa yang lebih jauh dari semuanya itu, hingga karena teramat jauhnya, maka dengan teknologi secanggih apapun, secara logika kita tidak akan mungkin bisa ke sana, sampai kapanpun, ternyata adalah: kesempatan.

    Yah...., ternyata yang dimaksud adalah kesempatan. Karena jika kesempatan itu sudah berlalu meninggalkan kita (meski hanya sedetik), maka kita tidak mungkin bisa ke sana lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun.

    Saudaraku…,
    Masih jelas dalam ingatan kita, betapa masa-masa ketika kita masih SMA dahulu. Masa ketika hari-hari indah kita lalui bersama. Masa ketika hari-hari kita lalui dengan penuh canda dan tawa. Namun, ternyata masa SMA itu telah lama berlalu dan tak mungkin kembali lagi. Yah..., kita tidak mungkin ke sana lagi, kembali ke masa SMA lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun. Dan bersamaan dengan berlalunya masa SMA itu, berlalu pula semua kesempatan yang ada di dalamnya. Dan kita tidak mungkin mendapatkannya lagi, selamanya.

    Demikian juga dengan masa-masa ketika kita kuliah dahulu (bagi kita yang melanjutkan hingga pendidikan tinggi). Sama seperti masa-masa ketika kita masih SMA dahulu, ternyata masa kuliah itu juga telah berlalu dan tak mungkin kembali lagi. Yah..., kita tidak mungkin ke sana lagi, kembali ke masa kuliah lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun. Dan bersamaan dengan berlalunya masa kuliah itu, berlalu pula semua kesempatan yang ada di dalamnya. Dan kita tidak mungkin mendapatkannya lagi, untuk selama-lamanya.

    Saudaraku…,
    Begitulah seterusnya. Jika kesempatan itu sudah berlalu meninggalkan kita, maka kita tidak mungkin bisa ke sana lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun.

    Oleh karena itu, berbuat baiklah selagi ada kesempatan. Karena sesungguhnya nikmat kesempatan itu adalah suatu nikmat pemberian Allah Yang Maha Pemurah yang begitu tinggi nilainya, tetapi seringkali kita lupakan.

    Belanjakanlah di jalan Allah, sebagian dari rezki yang telah Allah berikan kepada kita, sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at.

    “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at.” (QS. 2. 254).

    Saudaraku…,
    Belanjakanlah di jalan Allah, sebagian dari rezki yang telah Allah berikan kepada kita, sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kita. Karena jika masa itu telah tiba – yaitu masa ketika kita tutup usia – maka kita dapat menangguhkannya walau hanya sesaat. Dan itu artinya kesempatan kita untuk berbuat baik telah berlalu dan tak mungkin bisa kembali lagi.

    “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al Munaafiquun. 10).

    Saudaraku…,
    Saling tolong-menolonglah kepada sesama, kepada saudara-saudara kita yang lain selagi kesempatan itu masih ada. Karena jika kesempatan itu telah berlalu, pergi meninggalkan kita, maka kita tidak mungkin mendapatkannya lagi. Apalagi, jika maut sudah terlanjur menjemput kita, maka masing-masing diantara kita sudah tidak bisa saling menolong lagi. Bahkan terhadap diri kita sendiripun kita tidak bisa menolong lagi, kecuali amal saleh yang telah kita kerjakan, kecuali kebaikan yang telah kita usahakan.

    ”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman. 33).

    ”Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”, (QS. Al Israa’. 9).

    “Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfa`at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kamipun menunggu (pula)". (QS. Al An’aam. 158). {Tulisan ini diambilkan dari: www.imronkuswandi.blogspot.com Maaf, jika kurang berkenan}.


  3. Putro Says:

    Luar biasa nih comment diatas, jumlah wordsnya ngelebihin artikelnya :-p
    berita terbaru internasional | the secret behind the Antarctic